Kamis, 13 Juni 2013

Konsep Dasar Probabilitas 4 : Permutasi dan Kombinasi



A.  Pengertian Probabilitas
Probabilitas atau Peluang adalah : derajat atau tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistic. Suatu probabilitas dilambangkan dengan P
P(A)=m/n
0<P(A)<1
Jika P(A)= 0 bahwa kejadian A tidak terjadi
       P(A)= 1  bahwa kejadian A pasti terjadi

a.   Konsep probabilitas
1.    Probabilitas adalah Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akanterjadi di masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase.
2.     Percobaan adalah Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yangmemungkinkan timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwamana yang akan terjadi.
3.     Hasil (outcome) adalah Suatu hasil dari sebuah percobaan.
4.    Peristiwa (event ) adalah Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau kegiatan.

b.   Rumus peluang:  
1. Probabilitas marginal
Probabilitas marginal merupakan probailitas yang tidak dibatasi oleh apapun, hanya kedua faktor utama di atas. Probabilitas marginal dapat dikatakan probabilitas tak bersyarat. Sebagai contoh adalah probabilitas pengambilan sebuah kelereng berwarna merah dalam sekali pengambilan pada sebuah kotak yang berisi 3 bola merah dan 7 bola biru. Dalam contoh ini, besarnya peluang terambilnya kelereng berwarna merah dibatasi oleh banyak sampel (yaitu 10 kelereng) dan banyaknya kejadian yang memungkinkan (terdapat 3 kelereng merah). Sehingga nilai probabilitas untuk contoh di atas adalah 3/10. 

2. Probabilitas kondisional,
Sesuai dengan namanya, maka jenis probabilitas ini terdapat kondisi yang turut membatasi nilai probabilitas yang dihasilkan. Probabilitas ini disebut juga dengan probabilitas bersyarat. Syarat atau kondisi inilah yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan nilai probabilitas. Sebagai contoh sederhana adalah probabilitas pengambilan sebuah bola berwarna merah dari kotak A, dari 2 kotak (A dan B) yang memiliki kontent yang berbeda (kotak A = 2 merah + 3 putih ; kotak B = 3 merah + 4 putih).

Dalam contoh ini terdapat syarat yang secara implisit dapat dikatakan bahwa bola merah yang terambil harus berasal dari kotak A. Kotak A di sini menjadi acuan. Artinya yaitu kita harus melihat juga peluang kotak A dari kotak lainnya. Pada contoh ini dapat kita tentukan bahwa peluang kotak A dari kotak B adalah 1/2. Sedangkan besar peluang terambil bola merah dari kotak A sendiri yaitu 1/6. Probabilitas kondisional ditentukan dari perbandingan peluang kejadian bersyarat dengan peluang syarat itu sendiri dari seluruh sampel yang ada. Sehingga pada contoh di atas, nilai probabilitas kondisional untuk terambilnya bola merah dari kotak A adalah perbandingan antara peluang terambilnya bola merah dari kotak A dari seluruh sampel dengan peluang terambilnya bola dari kotak A terhadap seluruh sampel. Atau kita tuliskan menjadi (1/6) / (1/2) = 1/3. B, Probabilitas Suatu Kejadian
           
Teori probabilitas untuk ruang sampel berhingga menetapkan suatu himpunan bilangan yang dinamakan bobot dan bernilai dari 0 sampai 1sehingga probabilitas terjadinya suatu kejadian dapat dihitung. Tiap titik padaruang sampel dikaitkan dengan suatu bobot sehingga jumlah semua bobot sama dengan 1.

B.   Pendekatan Perhitungan Probabilitas
Ada dua pendekatan dalam menghitung probabilitas , yaitu : pendekatan yang bersifat objektif dan subjektif.  Probabilitas objectif dibagi menjadi dua , yaitu : pendekatan klasik dan pendekatan frekuensi relatif.
C.  Pendekatan klasik
Pendekatan klasik didasarkan pada banyaknya kemungkinan-kemungkinan yang dapat. Banyaknya hasil suatu percobaan
Prob suatu hasil =     terjadi pada suatu kejadian.
Seluruh kemungkinan hasil
Secara simbolis, Jika a adalah banyaknya kemungkinan kejadian A dan b adalah banyaknya kemungkinan kejadian yang bukan A, maka probabilitas kejadian A dapat dinyatakan sebagai berikut:
 P(A)=  a
           a+b
Dengan dasar anggapan bahwa masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang sama, jika pendekatan klasik dalam penerapan penentuan nilai probabilitas dapat dilakukan sebelum observasi, maka pendekatan ini sering disebut “ a priori approach”.
A.  Pendekatan Frekuensi Relatif
Pada pendekatan ini, nilai probabilitas ditentukan atas dasar proporsi dari kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu observasi atau percobaan. Tidak ada asumsi awal tentang kesamaan kesempatan, karena penentuan nilai-nilai probabilitas didasarkan pada hasil observasi dan pengumpulan data. Pendekatan ini disebut “emperical approach”. Misalnya berdasarkan pengalaman pengambilan data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A. Dengan demikian probabilitas akan terjadi A untuk N data adalah : Seluruh kemungkina n hasil. Banyaknya hasil suatu percobaan
P(A)= A/ N
Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan sebagai:
1.         Proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa ddalam jangka waktu panjang, jika  kondisi stabil; atau
2.         Frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah besar percobaan Probabilitas berdasarkan pendekatan frekuensi relatif sering juga disebut Probabilitas Empiris. Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan. Sehingga nilai probabilitas itu merupakan limit dari frekuensi relatif peristiwa tersebut. Perhitungan probabilitas berdasarkan frekuensi relatif menggunakan limit dari frekuensi relatif yang diperoleh dari suatu percobaan.
Misalkan,
Fr = frekuensi relative
Xi = kejadian i

 Nilai probabilitas/peluang ditentukan atas dasar proporsi dari kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu observasi/percobaan (pengumpulan data).Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka probabilitas/peluang akan terjadi A untuk N data adalah: P (A) = a/N
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1 orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta?
Jawab: P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80
Probabilitas disajikan dengan symbol P, sehingga P(A) menyatakan probabilitas bahwa kejadian A akan terjadi dalam observasi atau percobaan tunggal, dengan 0 ≤ P(A) ≤ 1.
 Dalam suatu observasi/percobaan kemungkinan kejadian ada 2, yaitu “terjadi (P(A)) atau “tidak terjadi” (P(A)’), maka jumlah probabilitas totalnya adalah P(A) + P(A)’ = 1
Probabilitas matematis adalah idealisasi dari apa yang terjadi terhadap frekuensi relatif setelah pengulangan sejumlah tak hingga eksperimen random
Rumus
Probabilitas = Jumlah Frekuensi Kejadian : Jumlah Observasi 
B.    Pendekatan yang Bersifat Subyektif
Pendekatan subyektif dalam penentuan nilai probabilitas adalah tepat atau cocok apabila hanya ada satu kemungkinan kejadian terjadi dalam satu kejadian. Pada pendekatan ini, nilai probabilitas dari suatu kejadian ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan yang bersifat individual dengan berlandaskan pada semua petunjuk yang dimilikinya. Karena nilai probabilitas pada pendekatan ini merupakan keputusan pribadi atau individual, pendekatan ini disebut jg “personalistic approach”.
Menurut pendekatan subjectif probabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa terkaan saja.
Misalkan : 
Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calon yang telah lulus ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, sama lincah, dan semuanya dapat dipercaya. Probabilias tertinggi (kemungkinan diterima) menjadi supervisor ditentukan secara subjektif oleh sang direktur.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat kita susun pengertian umum mengenai probabilitas/peluang adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kejadian suatu kejadian yang bersifat random (acak).
Jika tidak ada pengamatan masa lalu sebagai dasar, maka pernyataan probabilitas tersebut bersifat subyektif
Rumus: 
P(A)    = probabilitas terjadinya kejadian A
            X         = banyaknya peristiwa yang dimaksud
            n          = banyaknya peristiwa yang mungkin

Probabilitas memiliki batas mulai 0 sampai dengan 1 ( 0  P  1 )
a.    Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut tidak akan terjadi.
b.    P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti terjadi.
c.    Jika  0  P  1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.